KEKURANGAN OKSIGEN (O2)
Kekurangan oksigen pada otak dapat menyebabkan kerusakan otak hingga mengantar pada kematian.
Sumber : http://www.arsip.net/id/link.php?lh=VVQGAABXUgJX
Bogor Lagi, Dua Gurandil Tewas Kekurangan Oksigen
18 Maret 2004 TEMPO Interaktif, Bogor:Kawasan Gunung Emas Pongkor milik PT Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor kembali memakan korban. Dua gurandil (penambang liar) ditemukan tewas di sebuah lubang Blok Cikoret, Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, diduga karena kekurangan oksigen.
CO (CARBON MONOKSIDA)
Sumber : http://artikelbiboer.blogspot.com/2010/01/karbon-monoksida-ancaman-di-tambang.html
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun mematikan yang perlu diwaspadai di tambang bawah tanah.
Indera manusia sulit mendeteksi keberadaan gas ini karena sifatnya yang tak berbau dan tak berasa. Karbon monoksida terbentuk dari pembakaran yang tidak sempurna karena kurangnya kadar oksigen.
Di tambang bawah tanah, gas ini timbul akibat emisi pembuangan alat-alat berbahan bakar BBM atau gas sisa hasil peledakan. Karbon monoksida dalam jumlah besar akan dihasilkan ketika terjadi kebakaran bawah tanah.
Karbon monoksida bersifat racun karena hemoglobin dalam darah lebih mudah mengikat gas ini dibanding oksigen. Dalam satu literatur disebutkan bahwa hemoglobin mengikat karbon monoksida 230 kali lebih mudah daripada oksigen.
Akibat darah yang justru mengangkut CO, maka suplai oksigen ke organ vital menjadi berkurang. Salah satu organ yang peka adalah otak. Kekurangan oksigen pada otak dapat menyebabkan kerusakan otak hingga mengantar pada kematian.
Berikut adalah gejala akibat keracunan karbon monoksida dalam berbagai konsentrasi:
- 35 ppm (0.0035%) Pusing jika terdedah lebih dari 6 jam
- 100 ppm (0.01%) Pusing jika terdedah lebih dari 2 jam
- 200 ppm (0.02%) Pusing dalam rentang 2-3 jam
- 400 ppm (0.04%) Pusing hebat dalam rentang 1-2 jam
- 1,600 ppm (0.16%) Pusing dalam 45 menit. Tak sadar dalam 2 jam.
- 3,200 ppm (0.32%) Pusing dalam rentang 5-10 menit. Kematian dalam 30 menit.
- 6,400 ppm (0.64%) Pusing dalam waktu 1-2 menit. Kematian kurang dari 20 menit.
- 12,800 ppm (1.28%) Tak sadar dalam 2-3 tarikan napas. Kematian dalam 3 menit.
Refuge Chamber
Untuk melindungi pekerja tambang bawah tanah dari resiko keracunan gas ini, mereka dilengkapi dengan alat yang dinamakan Self-Contained Self-Rescuer (SCSR). Saat diaktifkan, alat ini mampu menyediakan oksigen selagi si pekerja mencari jalan keluar.
Selama di dalam tambang, SCSR tidak boleh terpisah dari pekerja. Biasanya alat ini dicantelkan di pinggang, bersebelahan dengan batere lampu kepala.
Selain SCSR, perusahaan juga diwajibkan menyediakan refuge chamber (ruang pengungsian). Refuge chamber berbentuk mirip kontainer yang dapat menampung belasan hingga beberapa puluh orang.
Alat ini mempunyai sistem pensuplai oksigen plus cadangan makanan dan P3K, bahkan toilet. Pekerja yang terjebak dapat berlindung disana hingga tim penolong datang.
Pengukuran kadar karbon monoksida juga diperlukan setelah peledakan. Pengukuran dilakukan untuk memastikan pekerjaan selanjutnya dapat dilakukan dengan aman tanpa ancaman keracunan.
CO2 (CARBON DIOKSIDA)
Sumber : http://www.docstoc.com/docs/downloaddoc.aspx/?doc_id=26562072&pt=16&ft=11
A. LATAR BELAKANG
Masalah lingkungan hidup dewasa ini makin memerlukan perhatian. Manusia memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di lingkungannya untuk hidup. Kita mengambil makanan dari apa yang tumbuh dan hidup di darat dan di air. Kita menghirup oksigen dari udara. Kita menggunakan batu bara, minyak dan bahan alam lainnya untuk menghasilkan energi ataupun untuk menjalankan pabrik-pabrik. Pabrik-pabrik itu menghasilkan barang-barang yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Namun dibalik itu ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius dari kita, yakni hasil buangan dari pabrik tersebut yang berupa gas kabondioksida.
Lalu apa yang dapat dilakukan? Pertama perlu kita pahami bahwa proses kehidupan, industri dan kegiatan manusia berkaitan dengan perubahan kimia yang dapat dikendalikan. Demikian pula proses pengolahan limbah oleh alam merupakan proses kimia yang berlangsung sesuai dengan hukum-hukum kimia. Jadi, dengan ilmu kimia kita dapat membantu alam dalam mengolah limbah itu dalam mendukung kegiatan kita.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu pencemar yang ada di udara, yakni gas karbondioksida, proses terbentuknya dan akibat-akibat yang ditimbulkan gas tersebut.
Senyawa CO2 adalah gas atmosfer yang terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Karbondioksida adalah hasil dari pembakaran senyawa organic jika cukup jumlah oksigen yang ada. Juga dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme dalam fermentasi dan dihembuskan oleh hewan. Tumbuhan menyerap karbondioksida selama fotosintesis, memakai baik karbon maupun oksigen untuk membuat karbohidrat. Hadir di atmosfer bumi dengan konsentrasi rendah dan bertindak sebagai gas rumah kaca. Adalah bagian utama dari siklus karbon.
B. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin capai pada tulisan ini adalah
1. Mengetahui tentang gas CO2 yang ada di lingkungan kita
2. mengetahui proses-proses terbentuknya gas CO2 dan antisipasi terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh gas karbondioksida tersebut
3. Mengetahui manfaat dan akibat yang ditimbulkan oleh gas CO2
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari tulisan tentang gas CO2 ini adalah
1. Dapat mengetahui peran gas CO2 dalam berbagai proses yang terjadi di alam
2. Dapat mengetahui dampak yang akan ditimbulkan apabila jumlah gas CO2 berlebihan di alam
3. Dapat mengetahui cara untuk menaggulangi pencemaran yang disebabkan oleh gas CO2
D. PERMASALAHAN
Adapun masalah dari materi mengenai gas CO2 adalah
1. Kurangnya pengetahuan manusia terhadap akibat yang ditimbulkan oleh pemakaian gas CO2 berlebih
2. Kurang disiplinnya industri pembuat produk atau alat sehingga dapat menimbulkan efek terhadap penggunaan alat tersebut
3. Kurangnya sosialisasi oleh pihak berwenang dalam mengatasi masalah penyalahgunaan gas CO2
4. Kurangnya upaya yang dilakukan dalam menangulangi masalah pemakaian gas CO2 yang melampaui batas normal.
E. PEMBAHASAN
1. CIRI-CIRI KIMIA DAN FISIKA
Karbondioksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Struktur karbondioksida (CO2 ) dapat digambarkan sebagai berikut :
Molekul karbondioksida terdiri dari dua ikatan rangkap dan mempunya bentuk linear. Ia tidak mempunyai dipolar elektrik. Apabila teroksida sepenuhnya, ia tidak aktif dan tidak mudah terbakar. karbondioksida dapat dibuat dari pembakaran bahan organic apabila cukup oksigen. Kabondioksida juga dihasilkan oleh mikroorganisme hasil dari proses peragian dan respirasi. Karbondioksida dan oksigen dapat digunakan untuk menghasilkan karbohidrat. Tumbuhan membebaskan O2 ke atmosfer dan akhirnya digunakan untuk pernafasan oleh organisme heterotrofik.
Karbondioksida merupakan gas tak berwarna, apabila dihirup pada dosis yang tinggi (aktivitas berbahaya disebabkan resiko sesak nafas), menghasikan rasa asam dalam mulut dan rasa menyengat di hidung dan tenggorokan. Kesan ini disebabkan oleh gas yang larut dalam selaput mucus dan air liur, membentuk larutan cair asam karbonik. Kepadatannya pada suhu 250C adalah 1,98 kg/m3, sekitar 1,5 kali kepadatan udara.
Karbondioksida cair hanya terbentuk pada tekanan melebihi 5,1 atm; pada tekanan biasa ia bertukar antara bentuk gas dan padat secara langsung melalui proses yang dikenal sebagai sublimasi.
Air akan meresap karbondioksida sama banyak dengan isinya. Sekitar 1 % dari karbondioksida terlarut bertukar menjadi asam karbonik. Asam karbonik selanjutnya berpisah sebagiannya untuk membentuk bikarbonat dan ion karbonat.
2. KARBONDIOKSIDA DALAM KAJIAN ANORGANIK
Karbondioksida terdapat di atmosfer (300 ppm), dalam gas-gas vulkanik dan dalam larutan super jenuh dari mata air tertentu.
Gas CO2 dapat dihasilkan karena :
a. Pembakaran karbon sempurna
C + O2 CO2
b. Sisa pernapasan makhluk hidup
c. Letusan gunung berapi
d. Pembakaran senyawa karbonat atau karena pengaruh asam
Cara memproduksi:
Hasil fermentasi
C6H12O6 2C2H3OH + 2CO2
Pembakaran batu kapur
CaCO3 CaO + CO2
Di laboratorium dapat dibuat dengan :
H2CO3 CO2 + H2O k = 600
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
Tidak semua CO2 yang larut dan tidak terdisosiasi berada sebagai H2CO3. bagian terbesar dari CO2 yang larut hanyalah terhidrasi secara longgar laju pada saat CO2 masuk dalam kesetimbangan dengan H2CO3 dan hasil disosiasinya ketika melewati air adalah lambat. Ini menyebabkan dapat dibedakan antara H2CO3 dan CO2 (aq) yang terhidrasi longgar.
3. KEGUNAAN
Karbondioksida cair dan padat (es kering) merupakan bahan pendingin penting, terutama dalam industri makanan, di mana ia digunakan saat pengangkutan dan penyimpanan es krim dan makanan beku yang lain.
Karbondioksida digunakan untuk membuat minuman ringan berkarbonat dan air soda. Secara tradisi, karbonat dalam bir dan wine berkilau dihasilkan dari fermentasi alami, tetapi sebagian pembuat menambah karbonat ke dalam minuman ini secara buatan.
Pengembang yang digunakan untuk memasak menghasilkan karbondioksida menyebabkan adonan naik. Pengembang roti menghasilkan karbon dioksida melalui penapaian adonan, sementara pengembang kimia seperti baking powder dan baking soda membebaskan karbondioksida apabila dipanaskan atau tercampur dalam asam. Karbondioksida sering digunakan sebagai gas tekanan yang murah dan tidak mudah terbakar.
Karbondioksida dapat digunakan untuk memadamkan api, dan sebagian alat pemadam kebakaran (fire extinguisher), terutama dibuat bagi api listrik, mengandung cairan karbondioksida bawah tekanan. Kegunaan dalam industri mobil juga biasa walaupun terdapat banyak bukti bahwa kimpalan menggunakan karbondioksida adalah rapuh berbanding yang dilakukan dalam atmosfer-inert, dan kimpalan semakin lama semakin merosot akibat pembentukan asam karbonik. Ia digunakan sebagai gas pengimpalan karena ia lebih murah berbanding gas lain seperti argon atau helium.
Cairan karbondioksida adalah pelarut yang baik bagi kebanyakan zat organic. Ia mulai mendapat perhatian dalam pharmaceutical dan industri pemprosesan kimia yang lain sebagai pilihan kurang beracun berbanding pelarut tradisi lain seperti organokhloride.
Tumbuhan memerlukan karbondioksida untuk melakukan fotosintesis dan gas rumah hijau mungkin mengkayakan atmosfera mereka dengan karbondioksida tambahan merangsang penghasilan tenaga di pam ke dalam kolam untuk membiakkan alga yang kemudiannya boleh ditukar menjadi bahan api biodiesel. permukaan tinggi karbondioksida dalam atmosfer menghilangkan kebanyakan serangga pengrusak dengan berkesan. Efek rumah kaca dapat meningkatkan kadar karbondioksida sampai 10.000 ppm (1 %) selama beberapa jam untuk menghilangkan serangga pengrusak seperti whitefly, labah-labah mites, dan yang lain.
4. KARBON DIOKSIDA KAITAN DENGAN BIOLOGI
Karbondioksida adalah hasil penimbunan dalam organisme yang mendapat tenaga dari penguraian gula atau lemak dengan oksigen sebagai bagian dari metabolisme mereka, dalam proses yang dikenal sebagai pernapasan selular. Ini termasuk semua tumbuhan, hewan, kebanyakan fungi dan sebagian bakteri. Dalam hewan tingkat tnggi, karbondioksida diangkut melalui darah (di mana kebanyakan dalam hewan berada dalam larutan) dari sel tubuh ke paru-paru di mana ia disngkirkan.
Kandungan karbondioksida dalam udara segar adalah kurang dari 1 % atau sekitar 350 ppm, dalam udara dihembus keluar sekitar 4,5 %. Apabila dihirup dalam konsentrasi tinggi sekitar 5 %, akan beracun bagi manusia dan hewan.
Hemoglobin molekul utama dalam sel darah merah, dapat mengikat oksigen dan karbondioksida. Jika konsentrasi CO2 terlalu tinggi, semua hemoglobin dipenuhi karbondioksida dan tidak mengangkut oksigen (walaupun terdapat banyak oksigen di udara). Akibatnya orang yang berada di ruangan tertutup akan mengalami sesak nafas akibat pengumpulan karbondioksida, walaupun kekurangan oksigen menimbulkan masalah. Karbondioksida baik dalam bentuk gas atau padat, perlu dikendalikan dalam kawasan yang mempunyai pengudaraan yang baik.
CO2 yang dibawa darah boleh didapati dalam berbagai bentuk. 8 % dari CO2 terdapat dalam plasma sebagai gas. 20 % dari CO2 terikat oleh hemoglobin. CO2 yang terikat pada hemoglobin tidak bersaing dengan ikatan oksigen karena ia terikat oleh asam amino bukannya molekul heme. Sisa 72 % dari padanya dibawa sebagai HCO3- bikarbonat yang merupakan ion penting dalam pengawalan pH organisme. Kadar bikarbonat dikawal apabila ia meningkat, kita bernafas semakin cepat untuk menyingkirkan karbondioksida yang berlebihan. Kadar karbondioksida/bikarbonat dalam darah memberi efek pada ketebalan kapiler darah. apabila ia tinggi, kapiler mengembang dan lebih banyak darah masuk dan membawa bikarbonat berlebih ke paru-paru.
FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk menghasilkan makanan dengan memanfaatkan energi cahaya.
Fotosintesis pada Tumbuhan
Dalam berfotosintesis tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Persamaan reaksinya adalah
12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) +6O2 + 6H2O
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organic lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Pada respirasi glukosa dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida , air dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut kloroplas yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap millimeter perseginya. Caranya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan transparan, menuju mesofil tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh katikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
5. UJIAN BAGI GAS CO2
Mendengar nama CO2 (karbondioksida), biasanya kita langsung teringat zat beracun yang bias membunuh makhluk hidup. Namun apakah benar CO2 yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di bumi ini ?
Sebenarnya gas CO2 memang tak bersalah, tetapi kitalah yang membuat kesalahan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sering kali tidak sejalan dengan kehendak alam sejak dimulainya revolusi industri di Inggris hingga telekomunikasi zaman sekarang. Telah terjadi peningkatan persentase CO2 di muka bumi akibat aktivitas produksi dan kosumsi. Mulailah dikenal istilah green house effect, yaitu meningkatnya kadar CO2 di atmosfer hingga membuat bumi makin panas. Ataupun disalahkan karena memberikan efek pemanasan global warming, dan selanjutnya global climate change. Lalu, apa hubunannya CO2 dengan peristiwa-peristiwa itu ?
Karena kebetulan sifat CO2 yang menyerap energi panas dari radiasi inframerah yang dipancarkan matahari, akibatnya makin terakumulasilah energi panas tersebut di muka bumi. Bahkan, bisa mencairkan es di kutub. Ditambah lagi penggunaan senyawa CFC (Chloro Fluro carbon) sebagai pelarut, bahkan pendingin dalam refrigerator, dan foaming radiasi sinar ultraviolet matahari yang berenergi tinggi.
Namun bumi sudah panas, ditambah lagi bumi semakin terbuka terhadap pancaran energi tinggi ultraviolet yang mematikan. Pepohonan serta hutan semakin jarang. Sebagai salah satu bagian yang bisa memproses CO2 menjadi O2. ini membuat banyak kalangan, terutama para ilmuan, kalang kabut mmencari solusi agar bumi ini tetap menjadi tempat nyaman dan aman untuk dihuni.
Untung saja masih ada beberapa ilmuan yang mengabdikan hidupnya bagi penyelamatan bumi ini. Akhirnya ditemukan fakta-fakta lain dari CO2 yang kemungkinan bisa dimanfaatkan demi kebaikan.
Kenyataan bahwa gas CO, O2, dan H2 benar-benar dapat bercampur dan larut dalam CO2, sebenarnya memberikan kemungkinan untuk melakukan reaksi karbonilasi, oksidasi, maupun hidrogenasi dalam pelarut CO2. namun kendala dalam aplikasi teknologi-teknologi tersebut secara massal membuat kaum industri masih enggan untuk benar-benar beralih menggunakan CO2.
Lagi-lagi terbukti bahwa sesungguhnya yang berdosa atas segala kekacauan lingkungan di bumi ini bukanlah CO2 dan zat-zat lain. Mudah-mudahan dengan menaikkan pamor zat seperti CO2 dari “kambing hitam” menjadi “pahlawan lingkungan”, keserakahan manusia bisa diatasi dan menjadi lebih positif.
6. KEBAIKAN GAS CO2
Seiring dengan semakin ditekannya penggunaan CFC sebagai pelarut, dicarilah alternative pengganti yang memiliki sifa-sifat serupa , tetapi lebih ramah terhadap lingkungan. Mulailah ilmuan melirik manfaat lain dari CO2, dari sekedar gas yang selalu jadi kambing htam menjadi gas yang tak berdosa dan bisa bermanfaat, yatu sebagai pelarut superkritis.
CO2 sebagai fluida superkritis ? CO2 sebagai fluida superkritis sebenarnya adalah gas yang dinaiikan temperaturnya , hingga mencapai temperature kritis (temperature tertinggi yang dapat mengubah fase gas menjadi fase cair dengan cara menaikkan tekanan), dan memiliki tekanan kritis (tekanan tertinggi yang dapat mengubah fase cair menjadi fase gas dengan cara menaikkan temperature). Dengan demikian sifat-sifatnya berada diantara sifat gas dan cairan.
Sebaai pelarut superkritis, CO2 telah cukup banyak dimanfaatkan dalam bidang penelitian dan industri. Keuntungan lain adalah kita tidak perlu membuat CO2, melainkan cukup menyaringnya dari udara sekitar kita.
Di bidang isolasi dan pengolahan bahan alam, CO2 superkritis dimanfaatkan sebagai pelarut dalam proses ekstraksi maupun de-ekstrasi senyawa-senyawa aktif dari tumbuhan untuk pengobatan, atau senyawa-senyawa penting untuk industri makanan, misalnya estraksi minyak atsiri lemon, jahe, beta-carotene dari tumbuh-tumbuhan atau de-ekstraksi kafein pada kopi.
Adapun di bidang pertambangan minyak bumi, manfaat dalam penggunaan CO2 yang dicairkan justru sangat besar. Fluida ini dialirkan kedalam sumber-sumber minyak yang mulai menipis cadangannya untuk mengangkat cadangan minyak tersisa. Masalah utama adalah fluida ini kekentalannya rendah sehingga tidak mampu mengangkat minyak secara maksimum.
Suatu perkembangan lebih menggembirakan justru di dalam proses polimer, kembali mengangkat pamor CO2. Dupont, sebuah perusahaan terkemuka dalam inovasi industri kimia telah mampu memproduksi semacam busa atau dikenal foamed thermoplastic yang popular disebut fluoropolimer. Ini berkat dtemukannya polimer perfluoroalkil akrilat oleh Desimone dan rekannya pada tahun 1992. fluoropolimer ini benar-benar larut dalam CO2, setelah sebelumnya digunakan pelarut dan surfaktan bebasis fluor.
Aplikasi CO2 yang lebih menjanjikan adalah sintesis senyawa karbonat siklis melalui reaksi penggabungan senyawa epoksida dengan gas CO2.
Senyawa karbonat siklik tersebut merupakan material utama dalam industri poliuretan, cat, resin, pembuatan etilen glikol, pelarut organic, polikarbonat, dan lain-lain. Secara prinsip kimiawi, reaksi bias berlangsung dengan mudah asalkan ada katalis yang bisa meningkatkan reaktivitas CO2.
Sesungguhnya masih banyak kegunaan yang bisa digali dari gas CO2 sebagai material ramah lingkungan. Misalnya dalam industri pelapisan material menggunakan polimer yang dapat larut dalam CO2. atau pembentukan partikel koloid dalam industri farmasi, yang menggunakan pelarut CO2 juga.
7. CO2 KAITANNYA DENGAN LINGKUNGAN DAN PENANGGULANGAN
Gas CO2 merupakan salah satu partikel pencemar udara. Jika CO2 berada di udara melebihi batas normal yang menurunkan kualitas udara sampai pada batas yang mengganggu kehidupan.
Gas CO2 berasal dari pembakaran minyak, gas buang kendaraan, gunung meletus dan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari mesin mobil dan mesin knalpot.
Akibat dari gas CO2 yang melebihi batas dapat menyebabkan :
a. Gangguan pernapasan
b. Meningkatnya suhu bumi karena efek rumah kaca
Polutan yang berupa gas CO2 akan mengembang di udara dan mempunyai sifat seperti kaca. Sinar matahari yang jatuh ke bumi tidak akan dipantulkan oleh CO2 yang mengembang tetapi diteruskan. Sebagai akibatnya suhu bumi makin meningkat. Hal tersebut merupakan dampak jangka pendek, sedangkan dampak jangka panjangnya dapat mencairkan es di kutub sehingga permukaan air laut di seluruh permukaan bumi meningkat. Peningkatan air laut akan mampu menenggelamkan pulau.
Adapaun cara-cara untuk penanggulangan gas CO2 ini adalah :
a. Memperbanyak penanaman tumbuhan pelindung (reboisasi)
b. Melengkapi cerobong asap pabrik dengan alat penyaring udara serta menambah tinggi cerobong
c. Menggunakan bahan bakar murni untuk mengurangi sisa pembakaran gas CO2 yang berlebihan
d. Mengolah sampah organic menjadi pupuk secara biologis.
F. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai CO2 yaitu antara lain :
1. Jika CO2 berada pada batas normal, gas ini tidak dapat dianggap sebagai zat pencemar karena pada dasarnya tidak beracun
2. CO2 memiliki berbagai kegunaan antara lain sebagai bahan untuk memadamkan api, sebagai bahan pendingin dan lain-lain
3. CO2 sebagai komponen utama dalam berlangsungnya peristiwa fotosintesis jika ditinjau dari kaitannya denga biologi
4. Jika CO2 digunakan melebihi batas normal mengakibatkan perubahan iklim, meningkatkan suhu rata-rata bumi (efek rumah kaca), menipisnya lapisan ozon, dan sebagainya
CH4 (METAN)
Sumber : http://nokiagreenambassador.kompasiana.com/2010/04/07/gas-metana/
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakarutama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Seperti kita ketahui, pemerintah seluruh dunia berusaha mengambil langkah untuk mengatasi perubahan iklim, dampaknya terus meningkat dan akibatnya dengan lebih sering terjadinya badai, banjir, kekeringan, gelombang panas, dan banyak lagi.
Yang paling menonjol baru-baru ini menunjukkan bahwa informasi adalah metan hingga 25 kali lebih kuat, per ton, dari CO 2 menyebabkan pemanasan global. Perhitungan ini didasarkan pada rata-rata yang Pemanasan dampak metan lebih dari 100 tahun. Namun, setelah hanya satu dekade, metan adalah hampir tidak dapat dilacak dan hampir menghilang setelah 20 tahun, sehingga rata-rata lebih dari satu abad ini secara dramatis mengurangi dampaknya. Dan karena kami tidak memiliki 100 tahun kiri kami untuk mengurangi gas rumah kaca, lebih baru perhitunganrata-rata selama 20 tahun sebagai menilai metan 72 kali lebih kuat.
Pakar lingkungan dari Universitas Bung Hatta (UBH), Prof Dr Ir H Nasfryzal Carlo M.Sc menyebutkan, darisatu ton sampah menyebabkan terjadinya pelepasan gas metana yang ikut memicu pemanasan global.
Hal ini terjadi karena setiap proses dekomposisi limbah organik ditempat pembuangan sampah menyebabkan pelepasan gas metana, kata Prof Nasfryzal Carlo M.Sc di Padang, Selasa. Dengan kondisi itu, menurut dia, pada tahun 2020 diperkirakan Indonesia akan mengemisi gas metana dari sampah sebanyak 9.500 ton per tahun. Ia menjelaskan, metana merupakan komponen utama gas alam yang juga termasuk
dalam gas rumah kaca. Gas metana merupakan insulator yang efektif dan mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak dibandingkan karbondioksida, tambahnya. Ia menyebutkan, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbondioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang dilepaskan ke udara relatif berlangsung sesaat. Namun, metana akan menipiskan lapisan ozon sebagai pelindung bumi sehingga memicu pemanasan global, kata Carlo. Ia menjelaskan, pemanasan global terjadi karena meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca, termasuk gas metana di atmosfer bumi dan dampaknya mulai terjadi di banyak kawasan di dunia termasuk Indonesia. Selain dari dekomposisi limbah organik sampah, gas metana juga dihasilkan selama dilakukan produksi pertanian dan kegiatan transportasi. Metana juga bisa keluar dari hewan-hewan tertentu seperti sapi sebagai produk sampingan dari pencernaannya,
Volume pencemaran udara tergantung dari jumlah gas metan yang ada disuatu tempat. dari setiap ton sampah atau setiap m3 limbah orrganik (ingat 1 ton tidak mesti sama dengna 1 m3) jumlah gas metana yang bisa dihasilkan belum pasti dihasilkan gas dengna jumlah yang sama, karena tergantung dari jenis limbah atau sampah organiknnya. Semakin banyak zat orgaink yang dapt dirombak oleh bakteri maka akan semakin banyak juga gas yang akan dihasilkan. Kalau jumlah bakteri sedidikt otomatis gasnya juga sedikit. Maka dala produksi gas bio (40 s.d 70 % terdiri dari gas metana) bisanya ditambahkan mikro organisme dalam kemasan misalnya EM-4 atau yang lain.
Cara menghitungnya bisa dengan menampung gas metan yang terjadi dalam suatu wadah. Atau diukur dengan FLOWMETER GAS. Cara menghitung volume pencemaran udara akibat gas metana, ya… udara di ambil sampelnya, misalnya disuatu tempat di ambil 1 liter. Kemuadian kirim saja ke laboratorium yang memiliki GC (Gas Chromatrgrafi) di Yogyakarata misalnya di Balai Penelitian dan Pengembangan Gunung Api (dekat lapangan Kridosono)
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, jadi teman2 jangan pernah putus asah kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapus